Kamis, 18 Maret 2010

-PEKAT-


terang begitu seram, anak panah selalu kehilangan arah
gerlap gempita menuangkan garis kematian, dan piringan hitam mencoba tampilkan grafis yang tak lagi legam..
selalu menyalahkan persimpangan jalan yang tak pernah ada
yang ada hanyalah pembenaran semata
dimana pelangi berubah jadi hitam dan parasit tumbuh makmur merekah

aku sedang kesal dengan himpitan
yang menekan hingga ubun-ubun kepala

aku sedang gelisah tentang jerih payah
selalu menyakitkan perut dan bangunkan bulu roma

kebenaran bersembunyi dalam kotak kelam panas api aktivis
atlantis pun tak kuasa beramarah menahan miris
hati dan jiwa hanyalah menyusur jalan setapak yang bahkan tak terlihat dimana kaki melangkah

waktuku hilang begitu saja
tanpa kompas, utara tak lagi jelas
dan lagi-lagi pembenaran merajalela, tanpa menilik saudara kembar yang harusnya bersahaja karena awalannya
aku masih dekat dengan gerlap gempita itu
dimana terang lebih suram dari biasanya
dan gundah menengadah air garam tubuh manusia
menyiksa rongga jiwa terpana nelangsa
hai semangat
kemana kiranya engkau ada
kemana suara lantang yang lama tak terdengar itu
cih! hanya sengau selangkangan menggesek decit irisan jiwa kini yang menghibur hati
tentang menunggu tibanya sebuah iba
orang susah usah pikirkan datangnya hujan uang
hidup harus berjuang, boi !!
manalah esensinya hidup itu ?!

inilah dia dimana selaras tak lagi beracap guna
tapi engkaulah kobaran api muda yang bakar nelangsa
kembalikan iman saat tak ada lagi remah-remah nista..

0 komentar: